selamat datang

selamat datang di blog saya semoga bermanfaat maaf apa bila ada kesalahan :)

Rabu, 29 September 2010

gajah mada..

dia yang kelahiranya tidak diketahui dengan jelas
dia yang kematianya tidak terinformasikan dengan baik
dia yang kita dengar nama besarnya
dia yang sampai sekarang kita ketahui jasa - jasanya
dia yang pada masanya mampu menyatukan nusantara
dia yang berperinsip kuat punya pandangan ke depan dan yakin akan semua tindakan yang diambil..

ya dialah gajah mada
salah satu tokoh yang sangat inspiratif..
manusia dengan prinsip kuat pribadi tegas dan hati yang kokoh..
saat menentukan sesuatu gajahmada tidak pernah merasa ragu dia selalu tegas, akurat, dan mendasarkan semua keputusanya pada hasil pemikiran yang jernih.

Gajah mada merupakan figur pemimpin yang memulai awal karirnya sebagai prajurit biasa di jaman pemerintahan prabu jayanegara -majapahit- kemudian ditunjuk sebagai pemimpin pasukan khusus pelindung raja atau prajurit bhayangkara. Pada saat itu terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kuti yang menyebabkan prabu jayanegara harus mengungsi dan dilindungi oleh pasukan bhayangkara yang dipimpin oleh gajah mada. karena itu gajah mada memperoleh kenaikan pangkat karena berhasil mengembalikan raja dengn selamat dan mengusir pemberontak. Ada yang mengatakan bahwa setelah raja jayanegara kembali keadaan tidak banyak mengalami perubahan maka dari itu gajah mada membuat suatu konspirasi dengan menjebak prabu jayanegara yang sangat lemah terhadap wanita agar terarik dengan istri tabib istana Ra Tanca. akhirnya sang raja terjebak dan Ra Tanca seperti yang sudah diduga gajah mada melakukan sebuah upaya balas dendam yang akhirnya berhasil membunuh jayanegara. Sebuah tindakan yang sebenarnya dapat dikatakan heroik karena pengaruhnya sangat signifikan untuk kemajuan majapahit di saat itu. namun dari segi kemanusiaan tindakan itu dinilai terlalu berlebihan. Gajah mada yang saat itu enjabat sebagai patih di daha membantu menyelesaikan konflik dengan mengangkat dua ratu yaitu tribuwana tunggadewi dan dyah wiyat sebagai pemimpin namun ada juga yang menyatakan hanya tribuwana tunggadewi.  Dalam kepemimpinanya baik tribuwana tungga dewi maupun dyah wiyat dibantu oleh suaminya masing2. Pada masa ini juga gajah mada diangkat menjadi mahapatih menggantikan Arya Tadah. Dimulai dari sumpah yang sempat ditertawakan oleh orang2 yang menyaksikan bahkan disangsikan oleh orang2 yang berada di sana..
“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seram, tanjungpura, ring haru, pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana isun amukti palapa”
artinya :
“Apabila sudah kalah Nusantara, saya akan beristirahat, apabila Gurun telah dikalahkan, begitupula Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, pada waktu itu saya akan menikmati istirahat” sumpah hamukti palapa
gajah mada melakukan ekspansi ke seluruh negeri nusantara untuk memperluas daerah majapahit. Ekspansi yang dilakukan tidak semata mata menjajah negri yang didatangi namun juga melakukan penyuluhan bahkan pembangunan untuk daerah yang didatangi tersebut. banyak kemajuan yang dilakukan dan dimulai oleh gajah mada seperti pembuatan kapal perang dan memperkuat armada laut majapahit dengan cara mengirimkan orang2nya untuk belajar ke sana untuk membuat kapal bukan membeli barang jadi.. dengan segenap kemampuan dalam berperang, politik, kemampuan berstrategi dan wibawa serta segala kebijakan yang dimiliki gajah mada akhirnya dapat menyatukan nusantara pada zaman hayam wuruk namun ada sedikit kesalahan perhitungan yang dilakukan. yang sebenarnya saat setelah kejadian pun dia masih mengatakan itu untuk negara dan tidak menampakkan sedikitpun rasa bersalah. yaitu keputusan yang diambil untuk menyerang sunda galuh dalam perang bubat.

Perang bubat.. bisa dibilang peristiwa tragis yang menggores luka di hati orang sunda galuh (padjajaran) bahkan ada yang mengatakan bahwa perempuan sunda tabu menikah dengan orang jawa. Perang yang diambil berdasarkan keputusan mendadak di lpangan karena kerajaan sunda galuh tidak mau menyerahkan putrinya sebagai upeti atau tanda bahwa kerajaan sunda galuh menyerah dan mau beada di bawah kekuasaan majapahit. begini cerita lengkapnya :
Menurut Kidung Sundayana, inti kisah Perang Bubat adalah sebagai berikut (dikutip dari JawaPalace):

Tersebut negara Majapahit dengan raja Hayam Wuruk, putra perkasa kesayangan seluruh rakyat, konon ceritanya penjelmaan dewa Kama, berbudi luhur, arif bijaksana, tetapi juga bagaikan singa dalam peperangan. Inilah raja terbesar di seluruh Jawa bergelar Rajasanagara. Daerah taklukannya sampai Papua dan menjadi sanjungan empu Prapanca dalam Negarakertagama. Makmur negaranya, kondang kemana-mana. Namun sang raja belum kawin rupanya. Mengapa demikian? Ternyata belum dijumpai seorang permaisuri. Konon ceritanya, ia menginginkan isteri yang bisa dihormati dan dicintai rakyat dan kebanggaan raja Majapahit. Dalam pencarian seorang calon permaisuri inilah terdengar khabar putri Sunda nan cantik jelita yang mengawali dari Kidung Sundayana.

Apakah arti kehormatan dan keharuman sang raja yang bertumpuk dipundaknya, seluruh Nusantara sujud di hadapannya. Tetapi engkau satu, jiwanya yang senantiasa menjerit meminta pada yang kuasa akan kehadiran jodohnya. Terdengarlah khabar bahwa ada raja Sunda (Kerajaan Kahuripan) yang memiliki putri nan cantik rupawan dengan nama Diah Pitaloka Citrasemi.

Setelah selesai musyawarah sang raja Hayam Wuruk mengutus untuk meminang putri Sunda tersebut melalui perantara yang bernama tuan Anepaken, utusan sang raja tiba di kerajaan Sunda. Setelah lamaran diterima, direstuilah putrinya untuk di pinang sang prabu Hayam Wuruk. Ratusan rakyat menghantar sang putri beserta raja dan punggawa menuju pantai, tapi tiba-tiba dilihatnya laut berwarna merah bagaikan darah. Ini diartikan tanda-tanda buruk bahwa diperkirakan putri raja ini tidak akan kembali lagi ke tanah airnya. Tanda ini tidak dihiraukan, dengan tetap berprasangka baik kepada raja tanah Jawa yang akan menjadi menantunya.

Sepuluh hari telah berlalu sampailah di desa Bubat, yaitu tempat penyambutan dari kerajaan Majapahit bertemu. Semuanya bergembira kecuali Gajahmada, yang berkeberatan menyambut putri raja Kahuripan tersebut, dimana ia menganggap putri tersebut akan “dihadiahkan” kepada sang raja. Sedangkan dari pihak kerajaan Sunda, putri tersebut akan “di pinang” oleh sang raja. Dalam dialog antara utusan dari kerajaan Sunda dengan patih Gajahmada, terjadi saling ketersinggungan dan berakibat terjadinya sesuatu peperangan besar antara keduanya sampai terbunuhnya raja Sunda dan putri Diah Pitaloka oleh karena bunuh diri. Setelah selesai pertempuran, datanglah sang Hayam Wuruk yang mendapati calon pinangannya telah meninggal, sehingga sang raja tak dapat menanggung kepedihan hatinya, yang tak lama kemudian akhirnya mangkat. Demikian inti Kidung.
 dalam cerita atau kidung di atas dapat dilihat kekerasan hati gajah mada bahwa tidak ada yang dapat menghalanginya dalam membela negara bahkan itu rajanya sendiri. kekerasan hati ini mungkin sedikit kekurangan diantara banyak kelebihan yang dia punya. seandainya gajah mada mau sedikit lebih bersabar mungkin tidak perlu ada korban yang harus jatuh. namun jika ditilik untuk kestabilan negara hal tersebut tidak dapat disalahkan namun pengambilan keputusan mendadak tanpa mengikutsertakan pimpinan tertinggi membuat tindakan itu seolah sebagai sebuah aksi pemberontakan. Namun dengan kebesaran hatinya Gajah mada memilih untuk mengundurkan diri dan menyepi. Namun setahun setelah kepergianya prabu hayam wuruk sadar bahwa tidak ada yang dapat mengatur negara sebaik gajah mada.. untuk itu hayam wuruk datang dan meminta gajah mada untuk kembali..

demikian sepenggal kisah dari seorang gajah mada
yang nama besarnya diketahui jauh lebih besar dibandingkan asal usulnya..
yang mempunyai sifat pemimpin sejati
tidak takut mengorbankan jiwa dan raga untuk keberlangsungan negaranya
hanya memiliki satu tujuan yang terpatri dalam2 di pikiranya
yaitu memajukan dan mensejahterakan majapahit
tidak terbersit sedikitpun keinginan untuk mengambil merebut atau mencicipi kekuasaan yang lebih menjunjung tinggi negaranya tanpa pamrih
maha patih yang bijaksana, tegas, berwibawa bahkan musuhpun merinding saat berhadapan denganya.. semoga bangsa ini dapat melahirkan pemimpin seperti beliau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar